FOTO KEGIATAN KAMI

HOSTING GRATIS

SELAMAT DATANG DI WEB MI WALISONGO RAJEK
TELAH DI BUKA " Pendaftaran Siswa Baru Tahun Pelajaran 2024-2025" TANGGAL 01 Februari 2024 S.D 31 Mei 2024, SEGERA DAFTARKAN KUWOTA 50 Peserta untuk 2 Robel akses pendaftaran di https://ppdb.miwalisongorajek.sch.id/ atau di menu PPDB - Info PPDB

Wednesday 29 November 2023

DIRGAHAYU KORPRI ( 29 NOVEMBER 2023 )

 DIRGAHAYU KORPRI ( 29 NOVEMBER 2023 )

Setidaknya, ada tiga agenda penting yang perlu dilakukan oleh Korpri dalam upaya meningkatkan mutu dan bobot pelayanan publik yang mesti disosialisasikan secara gencar kepada segenap jajaran warga Korpri. Pertama, meningkatkan keterampilan profesional pegawai. Entitas profesionalisme akan tampak pada sosok pegawai yang cekatan dan terampil mengemban tugasnya di lapangan. Upaya merekrut calon pegawai hendaknya lebih diperketat melalui uji keterampilan yang selektif sesuai bidangnya masing-masing, sehingga tidak lagi merasa “gagap” setelah menyentuh tugasnya di lapangan. Upaya ini mesti didukung oleh kinerja dunia pendidikan yang mampu menghasilkan out-put yang memiliki basis kognitif, afektif, dan psikomotorik andal.

Kedua, mengekstensifkan dan mengintensifkan wawasan pegawai. Sebagai salah satu “pilar” pembangunan, tugas rutin pegawai di lapangan akan semakin “afdol” jika ditunjang dengan wawasan dan visi yang luas. Upaya memberikan kesempatan belajar dan pemberian beasiswa studi lanjut bagi para pegawai yang potensial perlu lebih digalakkan. Selain itu, setiap pegawai hendaknya memiliki hasrat belajar secara simultan dan berkelanjutan, baik lewat buku maupun kehidupan, untuk lebih meningkatkan aktualitas diri sesuai bidang tugas yang digelutinya.

Ketiga, mempertinggi integritas kepribadian pegawai. Munculnya mentalitas korup dan tidak jujur yang dibingkai kepentingan dan pamrih sempit, boleh jadi lantaran keringnya integritas kepribadian, sehingga merasa tak berdosa ketika melakukan setumpuk dosa dan penyimpangan moral.

Melahirkan pegawai yang tinggi integritas kepribadiannya jelas menjadi tantangan tersendiri bagi Korpri di tengah-tengah semakin dahsyatnya pola hidup konsumtif, materialistis, dan hedonis yang melanda kehidupan global saat ini. Dalam hal ini, Korpri harus lebih gencar lagi dalam mengakarkan kode etik “Panca Prasetya Korpri” kepada para pegawai, sehingga tidak terperangkap menjadi slogan moral yang kehilangan nilai spiritualnya. Kode etik tersebut harus mendarah daging dan bernaung-turba ke dalam nurani pegawai, tidak cukup sekadar dihafalkan tanpa penghayatan dan pengamalan.

Sisi lain yang penting dicermati adalah tak henti-hentinya “meniupkan” roh spiritualisme ke dalam dada warga Korpri. Dengan semangat spiritualisme yang terus memancar, warga Korpri akan semakin optimal mengemban tugas sehinngga tidak mudah tergoda untuk melakukan tindakan “konyol” yang bisa meruntuhkan namanya sebagai seorang abdi negara dan abdi masyarakat.

Dengan demikian, menjalani profesi sebagai pegawai negeri tidak semata-mata berupa pelepasan energi fisik untuk menghasilkan sesuatu, tetapi pada tugas tersebut juga melekat faktor spiritual. Selain menghasilkan sesuatu, mereka juga dapat mengekspresikan diri dalam melaksanakan tugasnya yang berfungsi sebagai simbol menjadi sebuah “kode” yang menunjuk nilai atau makna tertentu (Sartono Kartodirdjo, 1994:105).

Nilai kesalehan, baik pribadi maupun sosial, agaknya bisa menjadi resep mujarab dalam mencegah berjangkitnya “penyakit” moral. Dengan landasan spiritual yang tinggi, tanpa ada pengawasan melekat pun seorang pegawai tidak akan mudah tergiur dan tergoda untuk melakukan tindakan tercela, sebab setiap gerak-geriknya senantiasa merasa diawasi oleh Yang Maha melihat.

Agar bisa memberikan mutu pelayanan yang baik kepada publik, pengejawantahan nilai-nilai kepemimpinan luhur perlu menjadi sebuah keniscayaan bagi pegawai negeri. Agaknya, insan pegawai negeri, khususnya para pemimpin di jajaran birokrasi, bisa becermin dan sekaligus mengambil hikmah dari nilai-nilai filosofis yang terkandung dalam ajaran Asthabrata, sebuah ajaran luhur tentang perilaku hidup yang pernah diterima Arjuna dari Begawan Kesawasidhi. Ajaran ini mengandung delapan watak alam yang bisa dijadikan sebagai “simbol moralitas” manusia modern di tengah-tengah dahsyatnya gerusan nilai global yang gencar menawarkan gaya hidup konsumtif, materialistis, dan hedonis.

Pertama, watak bumi (simbol karakter manusia yang mau memeratakan kekayaannya kepada siapa pun tanpa pilih kasih). Kedua, watak matahari (mampu memberikan penerangan, kehangatan, dan energi secara merata kepada mereka yang membutuhkan). Ketiga, watak bulan (mampu membahagiakan orang lain dengan penuh sentuhan kelembutan cinta dan kasih sayang terhadap sesama). Keempat, watak angin (bersikap adaptif dan bisa bergaul dengan siapa saja tanpa membedakan status, agama, atau ras).

Kelima, watak samudra (mampu menampung keluhan, aspirasi, dan masukan orang lain dengan tingkat kesabaran yang tinggi). Keenam, watak air (bersikap adil dan ikhlas, tidak arogan, tidak mau menang sendiri, dan memiliki semargat persaudaraan yang tinggi terhadap sesama). Ketujuh, watak api (memiliki kekuatan pelebur yang mampu memecahkan masalah yang muncul). Dan kedelapan, watak bintang (tegar, tangguh, dan tidak mudah tergoda untuk melakukan perbuatan tercela).

Agaknya, nilai-nilai dalam ajaran Asthabrata terkesan “perfeksionis” dan terlalu berlebihan diharapkan dari figur seorang pegawai negeri. Untuk bisa direalisasikan pada tataran praktek dibutuhkan perhatian serius dan kesadaran tinggi. Akan tetapi, jika komitmen dan tanggung jawab moralnya senantiasa ditujukan semata-mata untuk kepentingan bangsa dan negara serta seluruh masyarakat, nilai-nilai luhur tersebut bukan mustahil akan menjadi entitas jatidiri warga Korpri yang pada gilirannya akan muncul sosok pegawai yang bervisi kerakyatan, kemanusiaan, kejujuran, dan tidak korup.

Di tengah-tengah arus globalisasi, visi dan misi yang mesti dipikul Korpri sebagai satu-satunya wadah non-kedinasan bagi pegawai negeri memang tidak semakin ringan. Dalam kondisi demikian, Korpri mesti bersikap terbuka terhadap kritik sehingga tidak akan terjebak menjadi sebuah organisasi yang kaku dan tertutup.

Seiring dengan meningkatnya taraf hidup dan pendidikan masyarakat, Korpri juga semakin dituntut untuk mampu memberikan mutu pelayanan publik yang baik dan memuaskan. Hanya dengan cara demikian, kiprah Korpri akan semakin eksis, citra pegawai negeri akan terbangun, masyarakat pun akan semakin respek terhadap keberadaan Korpri dan pegawainya. Sebuah tantangan yang butuh dijawab oleh Korpri. Nah, dirgahayu Korpri! 

PKKM 4 Tahunan, Wujudkan Madrasah yang Unggul

Rajek: 28 Nopember 2023 - Penilaian Kinerja Kepala Madrasah (PKKM) merupakan penilaian bagi Kepala Madrasah MIS Walisongo Rajek, pada periode keempat dari masa tugasnya. Hal inilah yang dilakukan oleh tim penilai dari Kantor Kemenag Grobogan , di MI Walisongo Rajek , Selasa (28/11)

PKKM 4 tahunan ini dengan Tim penilai yang terdiri dari Hj. Nur Endah S.Ag.,M.Pd.I dan H. Suyanto, S.Ag.,M.Pd.i selaku pengawas madrasah Kantor Kemenag Grobogan, Kepala Kantor Kemenag Kab. Grobogan , H.Fahrur Rozi, S.ag.,M.S.I , Ketua yayasan Taman Pendidikan Islam Walisongo, H. Subandi, SH, Bapak Kepala Desa Abdul Kadir  serta dari unsur guru.


Abdul Salim, kepala madrasah telah menyampaikan terkait profil madrasah, program unggulan madrasah, prestasi madrasah dan keadaan madrasah yang sebenarnya. "PKKM tahun 2023 ini merupakan penilaian yang ke-4. Tentu saja masih perlu masukan, bimbingan, dan arahan dari bapak-bapak tim penilai karena masih jauh dari kesempurnaan," Tutur Abdul Salim dalam sambutannya.

Kegiatan PKKM berlangsung kurang lebih selama 4 jam di ruang kelas IV. Evaluasi dan pengarahan dari tim penilai PKKM menjadi acara terakhir dalam kegiatan PKKM 4 tahunan ini. H.Fahrur Rozi menyampaiakan Indikator madrasah dikelola dengan baik bisa dilihat secara langsung dari kebersihan dan kenyamanan madrasah. Jika lingkungan bersih kemudian anggota madrasah menjadi nyaman berarti madrasah itu sudah dikelola dengan baik.  Hj. Nur Endah S, menyampaikan bahwasanya hasil PKKM tahun ini sudah cukup luar biasa dan bahkan menjadi salah satu madrasah swasta yang menjadi rujukan untuk suatu kegiatan tertentu.  Hal-hal yang bisa menjdi peluang untuk lebih berprestasi silakan diraih dan jadikan brand bagi madrasah ini, agar madrasah ini bisa menjadi madrasah yang unggul dan semakin berprestasi," ucapnya.


H. Suyanto,  memberikan apresiasi kepada MIS Walisongo Rajek. "Selamat dan sukses telah menyelesaikan PKKM dengan baik untuk MI Walisongo Rajek. Khususnya untuk bapak ibu guru terlebih untuk kepala madrasah. Mohon untuk kepala madrasah tetap semangat dan niat beribadah untuk mewujudkan madrasah yang maju dan berprestasi. Bismillah niat berjuang. Semoga bapak ibu guru mendapat ganti dimudahkan rizki dari pintu lain," jelas H. Suyanto .

Hj. Nur Endah, menyampaikan bahwa sudah banyak bukti yang disodorkan dan lengkap. "Fasilitas penunjang pembelajaran silahkan untuk ditambah sedikit demi sedikit agar kegiatan pembelajaran bisa maksimal apalagi dengan adanya SDM yang bisa memanfaatkan IT dengan maksimal, sehingga bisa menghasilkan peserta didik yang sesuai dengan visi misi yang diharapakan," kata Beliau.


"Semoga bapak ibu guru diberikan kesehatan dan kekuatan agar menghasilkan madrasah yang unggul dan berprestasi. Sukses selalu untuk MI Walisongo Rajek," ucap Abdul Kadir.